FikrahNazifa diambang maut

Hari yang kita lalui pasti ada cerita sedih dan gembiranya. Setiap helaan nafas kita pasti ada secebis sejarah yang kita tinggalkan. Hanya kita tidak pasti apa yang kita tinggalkan itu bermanfaat untuk kita di mahkamah Allah kelak atau tidak.

Detik yang kita lalui seharusnya menjadikan kita lebih matang. Lebih memahami makna erti hidup. Manis dan lagi molek andai sekiranya ditambah dengan ramuan Taqwa sebagai penunjuk jalan di hadapan sekali. Setiap hari mengambil kira adakah apa yang kita lakukan itu menjaga hubungan kita dengan Allah atau mendahulukan hubungan sesama hamba.

Beringatlah...sakaratul maut tidakkan pernah malu-malu untuk mengintai kita. Sakaratulmaut teguh dan tetap menurut perintah Allah. Tidak seperti kita, iman kita sekejap naik sekejap turun bukan? Padahal kita sudah berusaha maintain !

Semoga kita tegas mempertahankan mendahulukan hubungan kita dengan Allah berbanding tuntutan keduniaan lain. Itu nasihat untuk saya!

Petang tadi saya medapat berita perginya orang yang banyak berjasa dalam kehidupan saya. Jika tiada dia, maka tiadalah saya ke dunia. Sungguh takdir Allah menjadikan dia muncul dulu sebagai hamba di dunia sebagai wasilah munculnya ayah. Dia ayah sebelum ayah. Dia pendidik sebelum pedidik. Dia pendokong dan tunggak keluarga sebelum keluarga saya hidup memenuhi tuntutan kemanusiaan duniawi ukhrawi. 

Selamat tinggal Atuk...Semoga Allah menerima Atuk sebagai hamba yang beriman, bertaqwa dan sudah tercatat nama atuk di Syurga sebagai penghuninya. 

Bacalah dengan nama Tuhanmu yang menciptakan langit dan sekelian semesta

Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam syurga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.

Yang sudah pergi tetap pergi, tidak akan muncul kembali di dunia.  Urutan syarat kematian akan dilalui, pemandian, penyembahyangan, pengkuburan lalu hilang selama-lamanya dari dunia fana duduk di bawah telapak kaki manusia. TANAH

Jelas tidak ada bezanya kita di sisi ALlah...Biar kita Dato', Datin, Menteri, Profesor, Raja, Yang berhormat, Orang kaya dan siapapun kita akhirnya kita tetap akan diabaikan seorang diri di dalam liang lahad. Mana mungkin ada orang yang sanggup dikubur hidup bersama kita. Itulah proses terakhir wujudnya kita di dunia. Noktah berakhirnya peluang kita untuk menyatakan iman dan taqwa!

Senang mengatakan, 'wahai sahabat-sahabatku, wahai diri...iman dan taqwa itu perlu didahulu... Ingat itu, pesan pada diri... Jangan sampai kita tidak sempat merasai mati dengan taqwa dan iman dihati. Jangan sampai kelak kita dilumat dengan belati oleh malaikat kubur'

Siapa yang tidak boleh mengucapkan kata-kata ini. Mudah, ucapkan saja.

Tapi moga ia dengan penghayatan. Bukan untuk orang lain, tapi untuk diri kita sendiri. Biar kelak tidak malu berhadapan dengan Rabbi. Biar siapapun kamu, Dato, anak raja, Datin, Perdana Menteri, Tuan punya tanah, Orang kaya kampung atau siapapun kamu....Moga kita sentiasa beringat.

MATI ITU PASTI

Alfatihah

Semoga ruhmu diberkati Allah...dedikasi buat ayah kepada ayah

::~ Ya ALlah dosaku Menggunung Tinggi, Dapatkah Aku melalui titian Sirot-Mu nanti..sahabat Doakan ana, mampu mengecapi Syurga-Nya. kerana diri ini terlalu banyak dosa ~::